Sahabat Pena

Jumat, 03 Maret 2017

Belajar Memanusiakan Manusia



Teori Belajar Humanisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran
            Teori belajar humanistic adalah teori belajar yang mementingkan kesediaan moral dan potensi belajar. Teori ini membahas berbagai hal diantaranya perkara-prkara yang berkaitan langsung dengan individu, keunikan diri sendiri bagi seorang individu, dan juga kepentingan kemanusiaan terhadap individu. Seseorang harus bida memanfaatkan potensi dirinya untuk mengarah kepada hal yang positif sehingga tercipta kemampuan postif. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif, misalnya ketrampilan membangun dan menjaga relasi yang hangat dengan orang lain, bagaimana mengajarkan kepercayaan, penerimaan, keasadaran, memahami perasaan orang lain, kejujuran interpersonal, dan pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya adalah meningkatkan kualitas ketrampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari.
            Pendekatan humanistik mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Hirarki kebutuhan motivasi maslow menggambarkan motivasi manusia yang berkeinginan untuk bersama manusia lain, berkompetensi, dikenali, aktualisasi diri sekaligus juga menggambarkan motovasi dalam level yang lebih rendah seperti kebutuhan fisiologis dan keamanan.
Tokoh humanistic
1.       Arthur Combs (1912 -1999) Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu.  guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada.
2.       Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
(1) suatu usaha yang positif untuk berkembang
(2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Maslow membagi kebutuhan -kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki.Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah Kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk memiliki-dimiliki, kebutuhan akan cinta, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk mengaktualisasikan-diri.
3.  Teori Humanistik Carl Rogers
1.Teori Rogers disebut humanis karena teori ini percaya bahwa setiap individu adalah positif, serta menolak teori Freud dan behaviorisme.
2. Asumsi dasar teori Rogers adalah kecenderungan formatif dan kecenderungan aktualisasi.
3.Diri (self) adalah terbentuk dari pengalaman mulai dari bayi, di mana diri terdiri dari 2 subsistem yaitu konsep diri dan diri ideal.
4. Kebutuhan individu ada 4 yaitu :
 (1) pemeliharaan,
 (2) peningkatan diri,
 (3) penghargaan positif (positive regard), dan
(4) Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)
5. Stagnasi psikis terjadi bila terjadi karena pengalaman dan konsep diri yang tidak konsisten dan untuk menghindarinya adalah pertahanan (1) distorsi dan (2) penyangkalan. Jika gagal dalam menerapkan pertahanan tersebut konsep diri akan hancur dan menyebabkan psikotik.
6. Dalam terapi, terapis hanya menolong dan mengarahkan klien dan yang melakukan perubahan adalah klien itu sendiri. Aplikasi Teori Humanistik Carl Roger Dalam Pendidikan Teori Roger dalam bidang pendidikan adalah dibutuhkannya 3 sikap dalam fasilitator belajar yaitu
(1) realitas di dalam fasilitator belajar,
(2) penghargaan, penerimaan, dan kepercayaan, dan
(3) pengertian yang empati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar