Refleksi
Teori Belajar Humanistik
Pada
hari ini kami belajar mengenati teori belajar humanistik. Berdasarkan pemahaman
yang saya peroleh teori humanistic itu merupakan teori belajar memanusiakan
manusia. Memanusiakan manusia disini berarti memahami sifat-sifat yang ada
dalam diri manusi. Sifat disini tentunya sifat yang baik yang dalam proses
belajar seperti saling perhatian, menghormati, menyaangi, dan lain sebagainya.
Teori belajar humanistic adalah teori belajar yang mementingkan kesediaan moral
dan potensi belajar. Teori ini membahas berbagai hal diantaranya perkara-prkara
yang berkaitan langsung dengan individu, keunikan diri sendiri bagi seorang
individu, dan juga kepentingan kemanusiaan terhadap individu. Seseorang harus
bida memanfaatkan potensi dirinya untuk mengarah kepada hal yang positif
sehingga tercipta kemampuan postif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari
dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.
Refleksi Teori Belajar Sibernetik
Pemahaman
yang saya peroleh dari teori sibernetik ini adalah manusia diciptakan oleh
Allah memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak manusia dapat menyimpan berbafai
informasi yang diperoleh. Informasi tersebut dapat diolah sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan suatu luaran berupa produk atau karya. Jika manusia
bisa memanfaatkan potensi yang dimilinya, niscaya ia akan menjadi manusia yang
paling beruntung karena dapat memberikan banyak manfaat ke orang lain. Hakekat
manajemen pembelajaran berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha guru
untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara
memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa, terutama unsur pikiran untuk memahami
stimulus dari luar melalui proses pengolahan informasi. Proses pengolahan
informasi adalah sebuah pendekatan dalam belajar yang mengutamakan berfungsinya
memory. Komponen
struktural dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol) antara lain Sensory Receptor (SR), Working Memory
(WM), dan Long Term Memory (LTM).
Refleksi teori belajar revolusi
sosiokultural
Belajar pada hari ini
saya memperoleh beberapa pemahaman baru diantaranya bahwa teori belajar oleh
beberapa ahli bersifat saling menyempurnakan, Misalnya pada teori behavioristik
belum di fikirkan mengenai kognisi siswa. Barulah beberapa tahun kemudian
muncul teori kognitif yang lebih menyempurnakan teori behaviorisme. Pada teori
sosiokultural ini dilandasi oleh teori belajr dua ahli yakni piaget dan
vigotsky. Pada piaget lebih memusatkan pembahasannya pada sifat kognitif,
kemudian ditambahi oleh vigotsky yang memasukkan faktor interaksi social dan
lingkungan dalam proses belajar. Perolehan pengetahuan dan perkembangan
kognitif sesuai dengan teori sosiogenesis yaitu kesadaran berinteraksi dengan
lingkungan dimensi sosial yang bersifat primer dan dimensi individual bersifat
derivatif atau turunan dan sekunder. Oleh karena itu, teori belajar Vygotsky
disebut dengan pendekatan co-konstruktivisme artinya perkembangan kognitif
seseorang di samping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga
ditentukan oleh lingkungan sosial yang aktif pula.
Refleksi belajar teori kecerdasan
Ganda
Berdasarkan presentasi dan juga diskusi yang telah
dipelajari diperoleh pemahaman bahwa pada diri manusia terdapat berbagai
kecerdasan. Hanya saja setiap manusia memiliki hanya satu atau beberapa
kecerdasan saja yang menonjol sedangkan yang lainnya bersifat biasa. Akan
tetapi setiap manusia pasti memiliki 8 kecerdasan. Kecerdasan yang dimaksud
disini adalah kecerdasan berbahasa, kecerdasan matematis logis, kecerdasan
spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musical, kecerdasan intrapersonal,
kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan naturalis. Kecerdasan tersebut dapat dilatih dan diasah
sehingga diperoleh kompetensi pada masing-masing bidang. Beberapa contoh yang
dapat dilakukan diantaranya Menulis buku harian atau usahakan untuk menulis tentang apa saja yang ada dalam
pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, berlatih menghitung soal-soal
matematika sederhana di kepala, dan bekerjasama dengan satu orang atau lebih
dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat. Guru harus memahami
kecerdasan masing-masing siswa. Bakat dan kecerdasan
merupakan performance predctor. Hal tersebut juga harus diperkuat (moderator)
diantaranya kondisi lingkungan dan nonkognisi personal. Dorongan keluarga, gaya
pendidikan, level pendidikan orangtua, reaksis social, interaksi, dll. Guru
dalam menyenali kecerdasan dapat dengan tes, kebiasaan, dan potensi siswa. Guru
jangan melakukan pembelajaran system ceramah, tapi menggunakan tugas yang
sesuai inovasi siswa. Misalnyamembuat suatu cara untuk memahami fotosintesis,
dan carilah cara untuk membelajarkan kepada temanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar