Sahabat Pena

Jumat, 17 Maret 2017

Aku Memahami



Refleksi Teori Belajar Humanistik
Pada hari ini kami belajar mengenati teori belajar humanistik. Berdasarkan pemahaman yang saya peroleh teori humanistic itu merupakan teori belajar memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia disini berarti memahami sifat-sifat yang ada dalam diri manusi. Sifat disini tentunya sifat yang baik yang dalam proses belajar seperti saling perhatian, menghormati, menyaangi, dan lain sebagainya. Teori belajar humanistic adalah teori belajar yang mementingkan kesediaan moral dan potensi belajar. Teori ini membahas berbagai hal diantaranya perkara-prkara yang berkaitan langsung dengan individu, keunikan diri sendiri bagi seorang individu, dan juga kepentingan kemanusiaan terhadap individu. Seseorang harus bida memanfaatkan potensi dirinya untuk mengarah kepada hal yang positif sehingga tercipta kemampuan postif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.

Refleksi Teori Belajar Sibernetik
            Pemahaman yang saya peroleh dari teori sibernetik ini adalah manusia diciptakan oleh Allah memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak manusia dapat menyimpan berbafai informasi yang diperoleh. Informasi tersebut dapat diolah sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan suatu luaran berupa produk atau karya. Jika manusia bisa memanfaatkan potensi yang dimilinya, niscaya ia akan menjadi manusia yang paling beruntung karena dapat memberikan banyak manfaat ke orang lain. Hakekat manajemen pembelajaran berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha guru untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa, terutama unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui proses pengolahan informasi. Proses pengolahan informasi adalah sebuah pendekatan dalam belajar yang mengutamakan berfungsinya memory. Komponen struktural dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol) antara lain  Sensory Receptor (SR),  Working Memory (WM), dan  Long Term Memory (LTM).

Refleksi teori belajar revolusi sosiokultural

   Belajar pada hari ini saya memperoleh beberapa pemahaman baru diantaranya bahwa teori belajar oleh beberapa ahli bersifat saling menyempurnakan, Misalnya pada teori behavioristik belum di fikirkan mengenai kognisi siswa. Barulah beberapa tahun kemudian muncul teori kognitif yang lebih menyempurnakan teori behaviorisme. Pada teori sosiokultural ini dilandasi oleh teori belajr dua ahli yakni piaget dan vigotsky. Pada piaget lebih memusatkan pembahasannya pada sifat kognitif, kemudian ditambahi oleh vigotsky yang memasukkan faktor interaksi social dan lingkungan dalam proses belajar. Perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif sesuai dengan teori sosiogenesis yaitu kesadaran berinteraksi dengan lingkungan dimensi sosial yang bersifat primer dan dimensi individual bersifat derivatif atau turunan dan sekunder. Oleh karena itu, teori belajar Vygotsky disebut dengan pendekatan co-konstruktivisme artinya perkembangan kognitif seseorang di samping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial yang aktif pula.

Refleksi belajar teori kecerdasan Ganda
Berdasarkan presentasi dan juga diskusi yang telah dipelajari diperoleh pemahaman bahwa pada diri manusia terdapat berbagai kecerdasan. Hanya saja setiap manusia memiliki hanya satu atau beberapa kecerdasan saja yang menonjol sedangkan yang lainnya bersifat biasa. Akan tetapi setiap manusia pasti memiliki 8 kecerdasan. Kecerdasan yang dimaksud disini adalah kecerdasan berbahasa, kecerdasan matematis logis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musical, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan naturalis.  Kecerdasan tersebut dapat dilatih dan diasah sehingga diperoleh kompetensi pada masing-masing bidang. Beberapa contoh yang dapat dilakukan diantaranya Menulis buku harian atau usahakan untuk menulis tentang apa saja yang ada dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, berlatih menghitung soal-soal matematika sederhana di kepala, dan bekerjasama dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat. Guru harus memahami kecerdasan masing-masing siswa. Bakat dan kecerdasan merupakan performance predctor. Hal tersebut juga harus diperkuat (moderator) diantaranya kondisi lingkungan dan nonkognisi personal. Dorongan keluarga, gaya pendidikan, level pendidikan orangtua, reaksis social, interaksi, dll. Guru dalam menyenali kecerdasan dapat dengan tes, kebiasaan, dan potensi siswa. Guru jangan melakukan pembelajaran system ceramah, tapi menggunakan tugas yang sesuai inovasi siswa. Misalnyamembuat suatu cara untuk memahami fotosintesis, dan carilah cara untuk membelajarkan kepada temanmu. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar