Teori Belajar Sibernetik dan Penerapannya dalam proses
pembelajaran
Sibernetika
adalah teori sistem pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian
informasi) antara sistem dan lingkungan dan antar sistem, pengontrol (feedback)
dari sistem berfungsi dengan memperhatikan lingkungan. Hakekat manajemen
pembelajaran berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha guru untuk
membantu siswa mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara
memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa, terutama unsur pikiran untuk memahami
stimulus dari luar melalui proses pengolahan informasi. Proses pengolahan
informasi adalah sebuah pendekatan dalam belajar yang mengutamakan berfungsinya
memory. Model proses pengolahan informasi memandang memori manusia
seperti komputer yang mengambil atau mendapatkan informasi, mengelola dan
mengubahnya dalam bentuk dan isi, kemudian menyimpannya dan menampilkan kembali
informasi pada saat dibutuhkan.
INPUT
=> PROSES => OUTPUT
Komponen
struktural dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol) antara lain
a)
Sensory Receptor (SR)
Sensory
Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar.
Didalam SR informasi ditangkap dalam bentuk asli, informasi hanya dapat
bertahan dalam waktu yang sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu
atau berganti.
b)
Working Memory (WM)
Working
Memory(WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberikan perhatian
(attention) oleh individu. Pemberian perhatian ini dipengaruhi oleh peran persepsi.
Karakter WM adalah bahwa
1) Ia memiliki kapasitas
yang terbatas, lebih kurang 7 slots. Informasi didalamnya hanya mampu bertahan
kurang lebih 15 detik apabila tanpa pengulangan.
2) Informasi dapat disandi
dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
c)
Long Term Memory (LTM)
Long Term
Memory (LTM) diasumsikan: 1) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oleh
individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, dan 3) bahwa sekali informasi
disimpan dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan “lupa”
pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali
informasi yang diperlukan. Ini berarti, jika informasi ditata dengan baik maka
akan memudahkan proses penelusuran dan pemunculan kembali informasi jika
diperlukan.
A.
Teori
Belajar Menurut Landa
Landa membedakan dua macam proses
berfikir, yaitu proses berfikir algoritmik dan proses berfikir heuristik.
a. Proses berfikir
algoritmik, yaitu proses berfikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier,
konvergen, lurus menuju kesatu tujuan tertentu.
b. Proses berfikir
heuristik, yaitu cara berfikir devergen, menuju kebeberapa target tujuan
sekaligus
B. Teori Belajar Menurut Pask
dan Scott
Menurut mereka
ada dua macam cara berfikir, yaitu cara berfikir serialis dan cara berfikir wholist
atau menyeluruh. Pendekatan serialis yang dikemukakannya memiliki kesamaan
dengan pendekatan algoritmik. Namun apa yang dikatakan sebagai cara berfikir
menyeluruh (wholist) tidak sama dengan cara berfikir heuristik. Bedanya,
cara berfikir menyeluruh adalah berfikir yang cenderung melompat kedepan,
langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Sedangkan cara berfikir
heuristik yang dikemukakan oleh Landa adalah cara berfikir devergen mengarah
kebeberapa aspek sekaligus.
Teori ini memandang manusia sebagai
pengolah infomasi, pemikir, dan pencipta. Berdasarkan pandangan tersebut maka
diasumsikan bahwa manusia merupakan mahluk yang mampu mengolah, menyimpan, dan
mengorganisasikan informasi.
aplikasi pengelolaan kegiatan pembelajaran berbasis teori sibernetik
yang baik untuk dilakukan bagi pendidik agar dapat memperlancar proses belajar
peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Menarik perhatian.
2. Memberitahukan tujuan pembelajaran
kepada siswa.
3. Merangsang ingatan pada prasyarat
belajar.
Kelebihan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan
informasi adalah:
1. Cara berfikir yang berorientasi pada
proses lebih menonjol.
2. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek
ekonomis.
3. Kapabilitas belajar dapat disajikan
lebih lengkap.
.
Sedangkan
kelemahan dari teori ssibernetik adalah terlalu menekankan pada sistem
informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar. Teori
aliran ini dikritik karena tidak secara langsung membahas tentang proses
belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan. Ulasan teori ini cenderung ke
dunia psikologi dan informasi dengan mencoba melihat mekanisme kerja otak.
Model Pembelajaran yang Sesuai dengan Aliran Sibernetik
Menurut teori sibernetik dikatakan proses
belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Hal ini
diasumsikan bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk
segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat
ditentukan oleh sisitem informasi. Model pembelajaran yang sesuai dengan aliran
sibernetik, antara lain:
a.
Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
Dalam
pembelajaran kooperatif, guru memberikan stimulus berupa kuis atau
pertanyaan-pertanyaan sebagai tes kemampuan prasyarat siswa, sehingga siswa
aktif berfikir. Dan belajar menurut sibernetik adalah pengolahan informasi oleh
siswa. Pengolahan informasi ini terjadi karena adanya stimulus dari guru yang
berupa informasi.
b.
Model pembelajaran open ended
Tujuan
dari pembelajaran open-ended ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan
kreatif dan pola pikir matematis siswa melalui problem solving secara simultan.
Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa harus
dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar