Siklus
Belajar
Salah satu strategi mengajar untuk menerapkan model
konstruktivis ialah penggunaan siklus belajar (Herron, 1988) yang terdiri atas
tiga fasa, yaitu fasa eksplorasi, fasa pengenalan konsep, dan fasa aplikasi
konsep. Menurut model belajar kognitif, siswa membangun sendiri pemahamannya
mengenai suatu konsep. Selama pengajaran berlangsung, siswa membangkitkan
pemahamannya sendiri yang didasarkan pada latar belakang, sikap, kemampuan dan
pengalamannya.
Siswa memilih
informasi yang disajikan, dan prakonsepsi mereka menentukan informasi mana yang
menarik perhatiannya kemudian secara aktif otak menterjemahkannya dan menggambarkan
kesimpulan berdasarkan informasi yang telah disimpan. Dengan demikian belajar
merupakan suatu proses yang berputar ( siklus ). Menurut model belajar
kognitif, siswa membangun sendiri pemahamannya mengenai suatu konsep. Selama
pengajaran berlangsung, siswa membangkitkan pemahamannya sendiri yang
didasarkan pada latar belakang, sikap, kemampuan dan pengalamannya. Siswa memilih
informasi yang disajikan, dan prakonsepsi mereka menentukan informasi mana yang
menarik perhatiannya kemudian secara aktif otak menterjemahkannya dan menggambarkan
kesimpulan berdasarkan informasi yang telah disimpan. Dengan demikian belajar
merupakan suatu proses yang berputar ( siklus ).
Siklus Belajar terdiri atas tiga fasa, yaitu :fasa
eksplorasi atau fasa penggalian konsep (Consept Exploration), fasa pengenalan
konsepatau fasa penemuan konsep (Concept Introduction), dan fasa aplikasi atau
penerapan konsep(Concept Application).
1.
Fasa
Eksplorasi atau Fasa Penggalian Konsep
Selama eksplorasi para siswa belajar melalui aksi dan reaksi
mereka sendiri dalam situasi baru. Eksplorasi juga membawa para siswa pada
identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diselidiki.
2.
Fasa
Pengenalan Konsep atau Fasa Penemuan Konsep
Fasa kedua ialah pengenalan konsep, biasanya dimulai dengan
memperkenalkan suatu konsep atau konsep - konsep yang ada hubungannya dengan
fenomena yang diselidiki, dan didiskusikan dalam konteks apa yang telah diamati
selama fasa eksplorasi.
3.
Fasa
Penerapan Konsep atau Fasa Aplikasi Konsep
Fasa ini menyediakan kesempatan bagi para siswa untuk
menggunakan konsep-konsep yang telah diperkenalkan. Adapun penerapannya dapat
dilaksanakan dengan cara mengenalkan aktivitas yang berbeda dimana siswa dapat memperluas
konsep-konsep dalam situasi baru atau situasi yang berbeda.
Siklus belajar patut dikedepankan, karena sesuai dengan teori
belajar Piaget (Renner et al, 1988), teori belajar yang berbasis
konstruktivisme. Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek
kognitif yang meliputi : struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual
adalah organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu
untuk memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam
merespon masalah yang dihadapi. Sedangkan fungsi merupakan proses perkembangan
intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi.
Tipe
dan Pengembangan fase-fase dalam Learning Cycle
Lawson (1995)
mengemukakan tiga tipe learning cycle yaitu:
1. Deskriptif; para siswa menemukan pola empiris dalam konteks khusus (eksplorasi); guru memberi nama pada pola itu (pengenalan istilah atau konsep), kemudian pola itu ditentukan dalam konteks-konteks lain (aplikasi konsep).
1. Deskriptif; para siswa menemukan pola empiris dalam konteks khusus (eksplorasi); guru memberi nama pada pola itu (pengenalan istilah atau konsep), kemudian pola itu ditentukan dalam konteks-konteks lain (aplikasi konsep).
2.
Empiris-induksi; para siswa juga menemukan pola empiris dalam konteks khusus
(eksplorasi), tetapi mereka selanjutnya mengemukakan sebab-sebab yang mungkin
tentang terjadinya suatu pola.
3. Hipotesis deduktif; dimulai dengan
pernyataan sebab. Para siswa diminta untuk merumuskan jawaban-jawaban
hipotesis-hipotesis yang mungkin pada terhadap pernyataan itu.
Ketiga tipe learning cycle ini menunjukan suatu kontinum dari sains deskriptif hingga sains eksperimental. Dengan sendirinya ketiga siklus belajar ini menghendaki perbedaan dalam inisiatif dan kemampuan penalaran siswa
Ketiga tipe learning cycle ini menunjukan suatu kontinum dari sains deskriptif hingga sains eksperimental. Dengan sendirinya ketiga siklus belajar ini menghendaki perbedaan dalam inisiatif dan kemampuan penalaran siswa
5 E Learning
Cycle Model :
Engagement
Mempersiapkan diri siswa agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Minat dan keingintahuan (curiosity) pebelajar tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan. Pada fase ini pula pebelajar diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi
Mempersiapkan diri siswa agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Minat dan keingintahuan (curiosity) pebelajar tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan. Pada fase ini pula pebelajar diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi
Exploration Siswa diberi
kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran
langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan
serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur.
Explanation Pada fase explanation, guru harus mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi
Explanation Pada fase explanation, guru harus mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi
Elaboration siswa
menerapkan konsep dan ketrampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan
seperti praktikum lanjutan dan problem solving.
Evaluation Pada tahap
akhir, evaluation, dilakukan evaluasi terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya
dan juga evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep, atau kompetensi siswa
melalui problem solving dalam konteks baru yang kadang-kadang mendorong siswa
melakukan investigasi lebih lanjut. Berdasarkan tahapan-tahapan dalam metode
pembelajaran bersiklus seperti dipaparkan di atas, diharapkan siswa tidak hanya
mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali dan
memperkaya pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari
Kelebihan dan Kekurangan Siklus
Belajar (Learning Cycle)
Ditinjau dari dimensi peserta didik, penerapan
strategi ini memberi keuntungan sebagai berikut :
1.
Meningkatkan motivasi belajar karena
peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
2.
Membantu mengembangkan sikap ilmiah
peserta didik.
3.
Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Adapun kekurangan penerapan strategi ini yang harus
selalu diantisipasi diperkirakan sebagai berikut (Soebagio, 2000).
1.
Efektifitas pembelajaran rendah jika
guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran.
2.
Menurut kesungguhan dan kreativitas
guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
3.
Memerlukan pengelolaan kelas yang
lebih terencana dan terorganisasi.
4.
Memerlukan waktu dan tenaga yang
lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar